Perlu Penguatan Visi Wisata Pulau Rupat
Visi pariwisata seharusnya dapat dituangkan didalam semua proses pembangunan di pulau ini, baik pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Teori Ekonomi Kebahagiaan Sejak Easterlin Paradox
Teori ekonomi kebahagiaan pertama kali mendapat perhatian luas setelah Richard Easterlin mengemukakan Easterlin Paradox pada tahun 1974.
Peradaban itu Berawal dari Arus Sungai Hingga Arus Informasi
Pradaban besar dunia pada masa awal sangat ditentukan oleh Sungai. Lihatlah peradaban Cina yang berawal dari sungai Kuning atau Hwang Ho, peradaban Eropa pula ditentukan oleh dua sungai yakni Eufrad dan Tigris.
Warisan Keulamaan H. Zainal Abidin Sungai Alam
Sebuah penelusuran awal trah keulamaan dan perjuangan dakwah Islam yang dijalankan oleh silsilah keturunan H. Zainal Abidin yang bermukim di desa Sungai Alam Bengkalis.
Fakta Tentang Batin Alam dan Awang Mahmuda
Sungai Alam terkuak sudah. Sebuah Kampung lama yang ada di pulau Bengkalis itu menyimpan misteri nama serta mitos yang selalu dikisahkan kepada setiap generasi.
Sabtu, 31 Desember 2016
"Tahun Baru"
Jumat, 30 Desember 2016
Nama, Karya dan " Sang Pendusta"
Nama merupakan entitas simbolik atas sebuah diri. Sehingga nama selalu melekat dengan sang pemilik nama tersebut. Dengan demikian, nama bukanlah sebatas pembeda seorang dengan orang lainnya. Meskipun ada nama yang sama. Namun nama seseorang selalu unik. Dan keunikan ini hanya dirasakan oleh sang pemilik nama tersehut.
Roro Begkalis-Pakning 30/12/16
Selasa, 27 Desember 2016
Karakter
Berbeda dengan amalan yang berproses menuju kepada karakter, pencitraan pula lebih kepada apa yang seharusnya ditampilkan. Karakter yang terlahir dari pencitraan pasti brsifat sementara dan semu. Orang dapat saja mencitrakan sebagai orang baik meskipun sesungguhnya dia adalah seorang yang buruk. Topeng karakter dari sebuah pencitraan ini mirip dengan lakonan.
Kamis, 15 Desember 2016
Logika Alakadar
Selasa, 13 Desember 2016
Takicuah di Nan Tarang
Takicuah di nantarang adalah ungkapan untuk mempersonifikasikan sebuah keadaan tertipu dalam keadaan yang tidak mungkin untuk tertipu. Bahkan boleh jadi mereka yang tertipu itu berada dalam sebuah permainan sang penipu. Istilah ini berbeda dengan "tetipu tegak" dalam terminologi Melayu. Tetipu tegak, jelas posisi siapa menipu siapa. Takicuah di nan
tarang, memperlihatkan betapa liciknya sang penipu itu.
Sang Penipu mampu menutup mata mereka yang ditipunya, sehingga meraka merasa tidak dalam sebuah tipuan. Bahkan sangking lihainya, mereka yang tertipu tidak sedikitpun mengaitkan segala kesulitan yang dialami dengan sang penipu. Bahkan sebaliknya semua kesulitan akibat tipuan itu dialirkan dengan mendefenisikan sosok baru yang sesungguhnya tidak ada kena-mengena dengan tipu-menipu itu.
Barang kali itu yang menginspirasi dari istilah "takicuh di nan tarang", disaat membaca begitu banyak status dan komentar-komentar dalam jejaring sosial, istilah ini layak untuk diketengahkan. Berapa banyak hari ini mereka yang masih terlelap dalam tidurnya, tengah bermimpi tetang indahnya kebersamaan dan kedamaian disaat setitik demi setitik dan sejengkal demi sejengkal kebebasan dan kedaulatan mereka sedang direnggut dan dikuasai.
Lihatlah, saksikanlah dan rasakan secara nyata, karena fenomena sosial itu bukan tetang filosofis-teoritis namun ianya adalah nyata dan ada dalam hidupan. Boleh saja dia dirumuskan menjadi sebuah konsep atau teori, namun kenyataan adalah kenyataan. Maka sentakkanlah selimut kejumutan itu, lihat kenyataan, darimana kejahatan? Darimana penghianatan bermula? Siapa yang menghabiskan semunya yang nyaris tidak meninggalkan sedikitpun untuk generasi anak cucu kita. Siapa yang meletakan dirinya diatas hukum, sehingga hukum tidak mempan buat mereka.
Alihkan mata penglihatan dari muara ke hulu, bukan dipermukaan tapi didalaman nun jauh didasar sana, maka pasti akan terlihat mana yang dicitrakan, dan mana yang sesungguhnya. Bangunlah dari tidur mu, tidak ada yang nyaman disana kecuali keterlenaan akibat sebuah keletihan. Letih mengayuh perahu rasionalitas yang senantiasa kalah dengan kenyataan. Letih menatang kebenaran yang ditumpahkan oleh kekuasaan. Letih mengawangi peradaban dan moral yang luluh lantak dimamah media.
Lantas, sudahlah jangan lagi menutupi secercah cahaya yang akan hadir untuk hari esok yang lebih baik. Jangan berkelit kelindan dengan bahasa dan gagasan yang menjulang kelangit. Jika tidak bersama mereka, maka beri laluan kepada mereka untuk membawa cahaya itu. Menghidupkan apa yang selama ini dimatikan. Mengumandangkan apa yang selama ini dibungkam.
Dumai, 13/12/16
Rabu, 07 Desember 2016
Hipokrit
![]() |
foto :http://onetrackmine.com/wp-content/uploads/2015/03/112.jpg |