
Iaitfdumai.ac.id - SHAH ALAM – Rabu, 30 Juli 2025 menjadi momen penting dalam penguatan jejaring keilmuan kawasan Asia Tenggara melalui Seminar Internasional Selat Melaka sebagai Aset Strategik Perdagangan dan Pemacu Ekonomi Dunia Islam yang digelar oleh Perhimpunan Ilmuwan Pesisir Selat Melaka (PIPSM) bekerja sama dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam. Kegiatan ini menghadirkan deretan narasumber dari Indonesia dan Malaysia, termasuk para akademisi, praktisi logistik, serta pakar sejarah dan ekonomi maritim.




Keynote speech disampaikan oleh Prof. Dr. S. Salahudin Suyurno selaku Presiden PIPSM. Seminar kemudian menghadirkan lima narasumber utama: Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si., M.Phil., Rektor Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) Dumai dan Sekjen PIPSM; Mahmuzin Taher, MM, seorang pengusaha logistik dari Indonesia; Dr. Zulkefli Aini dari Universiti Kebangsaan Malaysia; dan Dr. Norazlina Mamat dari ACIS UiTM Shah Alam.




Dalam pemaparannya, Dr. Rizal Akbar menekankan pentingnya merekonstruksi sejarah ekonomi maritim Melayu dengan pendekatan dekolonial dan multidisipliner. Ia menyampaikan gagasannya melalui kerangka “Rekonstruksi Ekonomi Maritim Melayu: Membaca Ulang Sejarah Pesisir Selat Melaka” berdasarkan hasil kajiannya terhadap literatur Anthony Reid dan Leonard Andaya. Menurutnya, pelabuhan-pelabuhan Melayu bukanlah entitas pasif dalam sejarah kolonial, tetapi merupakan simpul kosmopolitan dalam jaringan dagang global antara 1450–1680.




“Pelabuhan Melayu merupakan ruang ekonomi, sosial, dan spiritual. Dalam ruang ini, syahbandar, saudagar perempuan, dan komunitas dagang asing berinteraksi dalam jejaring etika Islam dan bahasa Melayu sebagai lingua franca. Sayangnya, intervensi kolonial seperti VOC dan EIC menjadikan pelabuhan-pelabuhan tersebut terpinggirkan akibat sistem monopoli,” jelas Rizal.

Seminar ini juga menjadi ruang refleksi bersama atas upaya membangkitkan kembali khazanah ekonomi Islam pesisir dengan menekankan pentingnya literasi sejarah lokal sebagai pilar kekuatan identitas dan pembangunan kawasan. Dialog lintas-batas ini mengukuhkan misi PIPSM sebagai forum yang mengintegrasikan pemikiran ilmuwan pesisir dari Indonesia dan Malaysia dalam membangun peradaban Islam berbasis warisan maritim.


Acara yang berlangsung di Kampus UiTM Shah Alam ini turut dihadiri oleh akademisi dan mahasiswa dari IAITF Dumai, STAI Ar-Ridho Bagan Siapi-Api Rokan Hilir, Universitas Lancang Kuning, serta para ilmuwan dan praktisi dari Malaysia. Seminar ini tidak hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga panggung kebangkitan identitas ekonomi Melayu dalam lanskap global Islam.







