Penjelasan Model
Model Akbar Falah Trajectory (AFT) merupakan suatu kerangka daur hidup (life-cycle framework) dalam ekonomi Islam yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana dinamika spiritual dan perilaku ekonomi saling berinteraksi sepanjang rentang kehidupan manusia dalam membentuk kesejahteraan hakiki (falah). Berbeda dengan model ekonomi konvensional yang menitikberatkan pada utilitas material dan hasil jangka pendek, Model AFT mengintegrasikan iman, perilaku moral, dan akuntabilitas akhirat ke dalam satu struktur analitis yang utuh.
Pada intinya, Model AFT memandang kehidupan manusia sebagai sebuah perjalanan dinamis yang berlangsung dalam ruang keadaan empat kuadran, yaitu: ketakwaan duniawi (taqwa), ingkar duniawi, ganjaran akhirat (surga), dan hukuman akhirat (neraka). Struktur ini mencerminkan pandangan Islam bahwa eksistensi manusia tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia yang fana, tetapi juga berlanjut pada kehidupan akhirat yang kekal. Oleh karena itu, keputusan ekonomi yang diambil selama hidup di dunia bukanlah tindakan yang netral secara nilai, melainkan memiliki konsekuensi spiritual jangka panjang yang bermuara pada outcome akhirat yang bersifat final.
Inovasi utama Model AFT terletak pada pemodelan lintasan spiritual. Model ini tidak mengasumsikan iman sebagai kondisi yang statis, melainkan sebagai variabel dinamis yang dapat menguat, melemah, berfluktuasi, menurun, atau pulih kembali sepanjang kehidupan manusia. Perubahan kondisi spiritual tersebut memengaruhi pola konsumsi, sikap etis, kedermawanan, serta perencanaan hidup jangka panjang. Dengan memosisikan iman sebagai variabel dinamis, Model AFT menjembatani ajaran teologis Islam dengan pendekatan ekonomi perilaku, sehingga memberikan gambaran yang lebih realistis tentang pengambilan keputusan manusia.
Model AFT juga memperkenalkan kerangka utilitas dua domain, di mana kesejahteraan manusia tidak hanya bersumber dari konsumsi duniawi, tetapi juga dari investasi akhirat berupa amal saleh, kepatuhan syariah, dan perilaku bermoral. Pendekatan ini menjelaskan mengapa banyak keputusan ekonomi umat Islam—seperti bersedekah, menghindari transaksi yang dilarang, atau mengorbankan keuntungan material demi integritas moral—kerap dipandang tidak optimal secara ekonomi konvensional, namun justru rasional dalam perspektif utilitas akhirat. Dengan demikian, Model AFT menawarkan redefinisi rasionalitas dalam kerangka ekonomi Islam.
Ciri khas lain dari Model AFT adalah penggunaan horizon daur hidup yang secara eksplisit memasukkan kondisi terminal. Kematian tidak diperlakukan sebagai titik akhir analisis, melainkan sebagai transisi menuju keadaan keseimbangan permanen, yakni surga atau neraka, yang ditentukan oleh akumulasi lintasan spiritual dan perilaku ekonomi selama hidup. Struktur ini memungkinkan Model AFT menjelaskan fenomena taubat di akhir hayat, pemulihan moral, serta penekanan Islam terhadap pertanggungjawaban akhir.
Secara keseluruhan, Model Akbar Falah Trajectory (AFT) merupakan kerangka ekonomi makro berbasis daur hidup yang berlandaskan pada perilaku spiritual individu. Model ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ekonomi Islam dengan menghadirkan pendekatan kesejahteraan yang mengintegrasikan iman, etika, waktu, dan pilihan ekonomi secara sistematis. Di luar signifikansi teoretisnya, Model AFT juga menyediakan dasar konseptual bagi perumusan kebijakan ekonomi berorientasi falah, pengembangan pendidikan ekonomi Islam, serta penelitian lanjutan baik secara empiris maupun berbasis simulasi.
Dengan menempatkan falah sebagai outcome akhir dari perjalanan hidup yang dibentuk oleh keputusan material dan spiritual secara simultan, Model AFT menghadirkan visi kesejahteraan manusia yang holistik—berakar kuat pada tradisi intelektual Islam, namun tetap analitis, rasional, dan relevan dalam wacana ekonomi kontemporer.
Dokumen : Sertifikat HaKi









