Running Text - Dr. Rizal Akbar
Assoc Prof Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil adalah Rektor Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai dan Sekjen Perhimpunan Ilmuwan Pesisir Selat Melaka (PIPSM). Beliau juga merupakan Doktor Ekonomi Islam terbaik Universitas Trisakti Jakarta tahun 2016 dan Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Komite Organisasi, Wilayah dan Komisariat. Anak bungsu dari pasangan H. Akbar Ali (Alm) dan Hj. Aisyah (Almh) ini lahir di Sungai Alam, Bengkalis 12 September 1974. Memulai pendidikan di SD Negeri 61 Sungai Alam, SMPN 3 Bengkalis dan SMAN 2 Bengkalis. Sarjan S1 Diselesaikannya di Universitas Riau, Pada Jurusan Matematika FMIPA, Tahun 1998. Menyelesaikan S2 di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Pada tahun 2007 dengan gelar Master Of Philosopy (M. Phil) yang selanjutnya mengantarkan beliau pada program Doktor di Islamic Economic and Finance (IEF) Universitas Trisakti Jakarta yang diselesaikannya pada tahun 2016 dengan kelulusan Cumlaude, dan Doktor Ekonomi terbaik I.

Jumat, 10 Agustus 2018

Akbar Falah Trajectory (AFT) Model: An Islamic Life-Cycle Framework of Spiritual Dynamics, Economic Behavior, and Falah Outcomes



Model diatas dirancang oleh : Dr. H M. Rizal Akbar sebagai Materi tambahan dalam perkuliahan Matrikulasi Ekonomi Mikro Syariah Prodi Doktor Ekonomi, IEF Universitas Trisakti Jakarta kelas Pekanbaru, tahun 2017 dengan keterangan model sebagai berikut:

Keterangan:
1.Kuadaran (K-I) dan (K-III) adalah Kehidupan di Dunia;
2.Kuadran (K-II) dan (K-IV) adalah kehidupan di akhirat
3.(K-I) adalah kehudapan yang taqwa dan (K-III) adalah ingkar
4.(K-II) adalah surge dan (K-IV) adalah neraka
5.Garis -XO, adalah garis batas diantara taqwa dan ingkar.
6.Garis Y,-Y adalah batas kehidupan manusia di Dunia;
7.Garis OX adalah batas diantara surga dan neraka;
8.Disepanjang garis –XO, diasumsikan sebagai usia seseorang dengan hitungan mundur, pada model ini digunakan usia manusia normal 75 tahun;
9.Garis AS1 adalah garis kehidupan para ahli ibadah, para ulama , Mujahid dan Fisabilillah dan orang-orang sufi;
10.Garis AS2, adalah garis individu muslim yang menyeimbangkan diantara kehidupan dunia dan akhirat;
11.Garis AS4, adalah garis individu muslim yang lebih condong hatinya kepada kehidupan dunia namun tidak meninggalkan kehidupan akhirat;
12.Garis AN1, adalah garis individu yang ingkar;         


Keterangan:
1.Gari AB adalah garis pendapatan;
2.Garis OS1 adalah garis kehidupan yang lebih mengutamakan kehidupan akhirat;
3.Garis OS2 adalah garis kehidupan yang meyeimbangkan kehidupan dunia-akhirat;
4.Garis OS4 adalah garis kehidupan yang lebih condong kepada dunia;
5.   Perpotongan gari AB dengan OS1, Pada titik E1 adalah keseimbangan diantara pendapatan dengan pola hidup, sehingga pada titik itu individu muslim akan membelanjakan keperluan hidup dunianya sebesar Q1 dan membelajkan dijalan Allah sebesar P1

6.   Pada titik E2, perpotongan gari AB dengan OS2, artinya dengan pola hidup menyeimbangkan diantara dunia dan akhirat, terjadi peningkatan belanja untuk duniawi dari Q1 menjadi Q2 dan sementara pahala turun dari P1 menjadi P2.
7.     Pada titik E3, perpotongan gari AB dengan OS4, artinya dengan pola hidup condong kepada dunia, konsumsi duniawi menjadi lebih meningkat ketitik Q3  sementara pahala semakin turun menjadi P3.
8.    IC1, IC2 dan IC3 adalah indiference curve yang mengambarkan kepuasan sama. Individu muslim dengan condongan hati pada dunia memiliki kepuasan yang digambarkan kurva IC3 semakin rendah bila dibandingkan dengan yang seimbang dan yang lebih mengutamakan akhirat;

Penjelasan Model

Model Akbar Falah Trajectory (AFT) merupakan suatu kerangka daur hidup (life-cycle framework) dalam ekonomi Islam yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana dinamika spiritual dan perilaku ekonomi saling berinteraksi sepanjang rentang kehidupan manusia dalam membentuk kesejahteraan hakiki (falah). Berbeda dengan model ekonomi konvensional yang menitikberatkan pada utilitas material dan hasil jangka pendek, Model AFT mengintegrasikan iman, perilaku moral, dan akuntabilitas akhirat ke dalam satu struktur analitis yang utuh.

Pada intinya, Model AFT memandang kehidupan manusia sebagai sebuah perjalanan dinamis yang berlangsung dalam ruang keadaan empat kuadran, yaitu: ketakwaan duniawi (taqwa), ingkar duniawi, ganjaran akhirat (surga), dan hukuman akhirat (neraka). Struktur ini mencerminkan pandangan Islam bahwa eksistensi manusia tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia yang fana, tetapi juga berlanjut pada kehidupan akhirat yang kekal. Oleh karena itu, keputusan ekonomi yang diambil selama hidup di dunia bukanlah tindakan yang netral secara nilai, melainkan memiliki konsekuensi spiritual jangka panjang yang bermuara pada outcome akhirat yang bersifat final.

Inovasi utama Model AFT terletak pada pemodelan lintasan spiritual. Model ini tidak mengasumsikan iman sebagai kondisi yang statis, melainkan sebagai variabel dinamis yang dapat menguat, melemah, berfluktuasi, menurun, atau pulih kembali sepanjang kehidupan manusia. Perubahan kondisi spiritual tersebut memengaruhi pola konsumsi, sikap etis, kedermawanan, serta perencanaan hidup jangka panjang. Dengan memosisikan iman sebagai variabel dinamis, Model AFT menjembatani ajaran teologis Islam dengan pendekatan ekonomi perilaku, sehingga memberikan gambaran yang lebih realistis tentang pengambilan keputusan manusia.

Model AFT juga memperkenalkan kerangka utilitas dua domain, di mana kesejahteraan manusia tidak hanya bersumber dari konsumsi duniawi, tetapi juga dari investasi akhirat berupa amal saleh, kepatuhan syariah, dan perilaku bermoral. Pendekatan ini menjelaskan mengapa banyak keputusan ekonomi umat Islam—seperti bersedekah, menghindari transaksi yang dilarang, atau mengorbankan keuntungan material demi integritas moral—kerap dipandang tidak optimal secara ekonomi konvensional, namun justru rasional dalam perspektif utilitas akhirat. Dengan demikian, Model AFT menawarkan redefinisi rasionalitas dalam kerangka ekonomi Islam.

Ciri khas lain dari Model AFT adalah penggunaan horizon daur hidup yang secara eksplisit memasukkan kondisi terminal. Kematian tidak diperlakukan sebagai titik akhir analisis, melainkan sebagai transisi menuju keadaan keseimbangan permanen, yakni surga atau neraka, yang ditentukan oleh akumulasi lintasan spiritual dan perilaku ekonomi selama hidup. Struktur ini memungkinkan Model AFT menjelaskan fenomena taubat di akhir hayat, pemulihan moral, serta penekanan Islam terhadap pertanggungjawaban akhir.

Secara keseluruhan, Model Akbar Falah Trajectory (AFT) merupakan kerangka ekonomi makro berbasis daur hidup yang berlandaskan pada perilaku spiritual individu. Model ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ekonomi Islam dengan menghadirkan pendekatan kesejahteraan yang mengintegrasikan iman, etika, waktu, dan pilihan ekonomi secara sistematis. Di luar signifikansi teoretisnya, Model AFT juga menyediakan dasar konseptual bagi perumusan kebijakan ekonomi berorientasi falah, pengembangan pendidikan ekonomi Islam, serta penelitian lanjutan baik secara empiris maupun berbasis simulasi.

Dengan menempatkan falah sebagai outcome akhir dari perjalanan hidup yang dibentuk oleh keputusan material dan spiritual secara simultan, Model AFT menghadirkan visi kesejahteraan manusia yang holistik—berakar kuat pada tradisi intelektual Islam, namun tetap analitis, rasional, dan relevan dalam wacana ekonomi kontemporer.


Dokumen : Sertifikat HaKi