Running Text - Dr. Rizal Akbar
Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil adalah doctor ekonomi islam terbaik universitas Trisakti Jakarta tahun 2016. Anak bungsu dari pasangan H. Akbar Ali (Alm) dan Hj. Aisyah (Almh) ini lahir di Sungai Alam, Bengakalis 12 September 1974. Menikah dengan Lestary Fitriany ST, ME yang merupakan Putri dari H. A. Nong Manan, yang merupakan tokoh masyarakat di Selat Panjang Kepulauan Meranti. Masa kecil dan remajanya dihabiskan bersama rekan-rekannya di SD Negeri 61 Sungai Alam, SMPN 3 Bengkalis dan SMAN 2 Bengkalis. Sarjan S1 Diselesaikannya di Universitas Riau, Pada Jurusan Matematika FMIPA, Tahun 1998. Menyelesaikan S2 di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Pada tahun 2007 dengan gelar Master Of Philosopy (M. Phil) yang selanjutnya mengantarkan beliau pada program Doktor di Islamic Economic dan Finance (IEF) Universitas Trisakti Jakarta yang diselesaikannya pada tahun 2016 dengan kelulusan Cumlaude, dan Doktor Ekonomi terbaik I.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Negara Bangsa : Sebuah Kontemplasi 71 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Bagian 2 

Sejarah negara bagsa selalu mencatat tentang gerakan-gerakan heroic yang dilakukan menjelang kelahiran satu negara bangsa, hal ini didefinisikan dengan perjuangan kemerdekaan. Konsep perjuangan  selanjutnya berkonstribusi pula pada apa yang disebut dengan “pahlawan”. Seorang pahlawan selalu dikaitkan dengan segala upaya yang mereka lakukan untuk tegaknya perubahan menuju kepada tatanan baru yakni “negara bangsa”. Artinya para pahlawan kemerdekaan itu adalah orang-orang yang berbeda dengan zamannya. Mereka bukanlah orang yang hidup nyaman dengan keadaan dimasa mereka, meskipun merka memiliki kemungkinan untuk dapat menikmati kehidupan yang nyaman dimasa itu. Seorang pahlawan seharusnya merupakan orang yang aneh dimasanya, yakni orang-orang yang tidak berdamai dengan relitas.

Indonesia adalah sebuah negara bangsa yang diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada17 Agustus 1945. Negara bangsa ini sangat sempurna, dengan tanah air yang satu, bangsa yang satu dan bahasa yang satu. Inilah yang membedakan dengan bangsa-bangsa lainya di dunia. Ada negara dengan banyak bangsa, ada bangsa yang tidak memiliki negara. Indonesia telah digagas oleh para founding father kita pada tahun 1945 sebagi negara dengan konsep kesatuan dan penyatuan. Dalam konteks kepelbagaian budaya maka muncul semangat “bhinneka tunggal ika”.

Tegaknya Indonesia sebgai sebuah negara bangsa, setelah melalui sejarah panjang penjajahan. Selama tiga ratus lima puluh tahun Indonesia dijajah oleh Belanda. Bila Ibnu Khaldun membuat pengalan satu generasi itu adalah 40 tahun, maka dapat dikatakan penjajahan itu terjadi selama sembilan generasi. Sangat masuk akal bila kondisi keterjajahan itu dianggap sebagai sebuah suratan takdir, namun tidak bagi mereka yang selalu menginginkan perubahan maka sepantasnyalah mereka disebut sebagai “pahlawan”.