Gambar: animasi diambil dari http://indoprogress.com/ |
Semua sistem ekonomi menawarkan kesejahteraan dan kebahagian.
Sistem ekonomi sosialis memandang kebahagian itu adalah kebersamaan dengan selogan "satu untuk semua semua untuk satu", sehingga
tidak perlu ada kepemilikan pribadi dan kebesaan pasar, karena hal itu hanya
akan melahirkan ketidak adilan dalam berekonomi. Berbeda dengan itu, kebahgian
atau kepuasan hanya dapat terlahir dari kebebasan dengan memberikan kedaulatan
yang penuh kepada pasar, hak-hak individu harus diutamakan, merupakan
argumentasi dari sistem ekonomi kapitalis.
Kedua sistem itu merupakan arus besar dalam pertentangan
idiologi Dunia, meskipun pada akhirnya pertentangan itu dimenangkan oleh
kapitalis. Kapitalis telah merubah corak dunia melalu berbagai intrumen
pendukungnya. Berawal dari sistem moneter yang berbasis bunga dan ilusi dengan Bank sebagai institusinya, kapitalis mencuri semua sisi kehidupan baik yang bersifat
kolektif maupun individual.
Awalnya, kapitalis mencuri ayah dari anak-anak mereka, suami
dari istri-istri mereka. Hal itu terjadi karena motivasi pertumbuhan yang
tinggi dan budaya konsumsi yang besar, memaksa buruh untuk mengalokasikan waktu
yang lebih ditempat kerja untuk meningkatkan petumbuhan dan pendapatan bagi
sang buruh. Dengan demikian tentulah para buruh-buruh tersebut harus mengorbankan waktu untuk keluarga.
Ternyata itu saja belum cukup, kapitalis memaksa pula para wanita juga harus keluar bekerja guna kepentingan pertumbuhan itu dan memenuhi
kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin bergeser akibat tawaran kepuasan
yang ditawarkan oleh sang kapitalis (hedonism). Pada kondisi ini dapat
dikatakan bahwa keluarga sebaga entitas terkecil suatu bangsa sudah pula dicuri
oleh kapitalis, sehingga wajar terjadi fenomena yang linier diantara tingkat pertumbuhan ekonomi dan perceraian rumah tangga.
Pencurian itu terjadi secara sistimik, meresap bagaikan api
dalam sekam. Dia bergerak sangat cepat dan sangat lembut, meluluh lantakkan
semua tatanan. Dengan tawaran kepuasan (utility) dia bergerak menghancurkan
tatanan yang selama ini menyangga institusi sosial seperti keluarga, masyarakat
dan agama. Dia memang tidak
mempersoalkan agama sebagai candu masyarakat sebagaimana sosialis komunis. "Namun dia pelan-pelan mencuri banyak orang dari agamanya, dan bahkan mencuri
agama dari pemeluknya".
Sang pencuri itu sedang beroprasi terus disaat kita sedang
tidur dan terjaga. Tinggal kini, kita yang harus menyadari apakah bagi kita Dia
adalah pencuri atau, bagi sebagian orang merupakan motivasi meskipun dalam
waktu yang panjang pada gilirannya bereka yang diuntungkan secara materi dari system
itu akhirnya tersentak bahwa ternyata mereka kehilangan sesuatu yang lebih
berharga dari materi yang mereka kumpulkan itu yakni “kebahagiaan”. (@RA.16/04/2016)