Fakta Tentang Batin Alam dan Awang Mahmuda

SahabatRiau
0
Kronik Sungai Alam terkuak sudah. Sebuah Kampung lama yang ada di pulau Bengkalis itu menyimpan misteri nama serta mitos yang selalu dikisahkan kepada setiap generasi. Dalam penuturannya maka hadirnya sosok Batin Alam, Mak Sikancing serta Awang Mahmuda yang menjadi legenda dalam kisah asal usul desa Sungai Alam itu yang selama ini belumdapat terungkap melalui sebuahn fakta sejarah. Meskipun baik Hikayat Siak maupun catatatan sejarah lainnya sempat menyebut adanya Bathin dipulau Bengkalis pada kurun Abat ke 15 sd 18 tersebut.

Pulau yang setrategis diera niaga pra kolonialis itu, didiami oleh orang selat demikian hikayat Melayu dan Siak menuturkan. Masyarakat dipulau itu dikepalai oleh beberapa orang Bathin. Alkisah tersebutlah seorang Batin di pulau ini dengan sebutan Batin Alam, mitos dan legenda kesaktiannya dikabarkan dari generasi kegenerasi sebagai seorang tokoh hebat yang tinggal dikampung yang terhubung oleh sebatang sungai menuju kelaut. Sangking populernya tokoh tersebut sehingga sungai itu dinamakan Sungai Alam. Kisah legenda keperkasaan Batin Alam ini, sudah lama menjadi cerita dari mulut kemulut yang belum memiliki fakta sejarah yang dapat mengokohkannya. 

Sampailah pada beberapa waktu yang lalau disaat penulis menekuni kajian "sejarah perdagangan awal selat Melaka". kajian kesejarahan serta fakta-faktar tentang eksistensi pulau-pulau sepannjang garis pantai  Selat Melaka menjadi menarik untuk diamati terutama pulau Bengkalis dan Rupat. Dalam proses pengumpulan data, tiba-tiba penulis menemukan sebuah dokumen lama berupa kliping koran yang diterbitkan di Belanda berkisar tahun Sept 1867 sebagaimana gabar dibawah ini:

Pada paragraf 2 sebelah kanan artikel ini menyebutkan tentang Batin, jika ditulis kembali maka dapat dituliskan sebagai berikut :

Naarmate zij wies, nam de toeloop van volk toe inzonderheid daar Marlimou, en wel zoodanig, dai Batin Alam zich weldra genoodzaakt zag daar tij delijk een bandar (sjahbandar) aan te stellen. Daartoe werd aangewesen een bit Pagoeroejoeng geboortig, doch te Merbau woonachtig persoon, wien de gelar Werd toegekend van : Bandar Sendrak.” Deze zou de cerste Bandar van Bengkalis zijn geweeet.

Met de toename van het aantal immigranten steeg ook de urgentie tot aanstolling van meerdero Batins, waartoe, naa verluidi, Intje Timah. later meer be kend onder de gelar van Djandjang Radja (de eerste hantoe troeboek), den stoot zou hobben gegeven. Mij werd terzaker het volgende verhaal gedaan:

 Sialang Laoet was een man die er behagen in vond kandoeris (offermaalfeestan) te geven. Zoo gebeurde 't dat door hem een kandoeris werd geor ganiseerd, die twee maanden had geduurd. enwaaraan vale menschen  doelaamen. Gedurende dit offerfeest nu, at plaats vond In een bovon het wateroppervlak van de Brouwerstraat, aan de koewala der Soengei Alam, gebonwde bangsal

yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia;

Seiring pertumbuhannya, masuknya orang meningkat, terutama di Marlimou, dan sedemikian rupa sehingga Batin Alam segera terpaksa menunjuk sementara seorang bandar (shahbandar) di sana. Untuk itu, lahirlah seorang Pagoeroejoeng kecil yang tinggal di Merbau, yang dianugerahi gelar: Bandar Sendrak.” Ini akan menjadi Bandar Bengkalis pertama.

Dengan bertambahnya jumlah pendatang, urgensi untuk memantapkan beberapa Batin juga meningkat, salah satunya menurut laporan Intje Timah. kemudian lebih dikenal dengan gelar Djandjang Radja (hantu trouboek pertama), pukulan akan diberikan. Kisah berikut diceritakan kepada saya:

Sialang Laut adalah orang yang senang memberikan kanduris (pesta kurban). Kebetulan dia mengorganisir kanduery yang berlangsung selama dua bulan. dan yang disebut pria pucat. Sekarang selama pesta kurban ini, yang berlangsung di bagian atas permukaan air Brouwerstraat, di kuwala Alam Soengei, bangsal dibangun

Paling tidak catatan diatas menjelaskan bahwa Batin Alam bukan dongen, bahkan beliaulah yang menunjuk datuk Bandar pertama di Pulau Bengkalis serta hadirnya sosok peria pucat yang disebut "Sialang Laut" yang sangat dermawan yang melaksanakan kenduri di kuala Sungai Alam selama dua bulan penuh boleh jadi pemuda inilai yang banyak dituturkan pada sasra lisan disebut sebagai Awang Mahmuda. kisah ini tentu memerlukan analisis serta memerlukan dukungan fakta lainnya atau kronik-kronik sejarah yang mendukung fakta tersebut. Namun apa yang pasti bahwa sebagai sebuah kampung lama Sungai Alam merupakan wujud dari sejarah atas pulau yang pernah diperebuatkan oleh berbagai kekuatan diera niaga selat Melaka.

Catatan, HM.Rizal Akbar 28/05/2023


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)