Senin, 24 Desember 2018 | By: SahabatRiau

Menggamit Kenangan 29 th Silam: Catatan Reuni angkatan 89 SMP 3 Bengkalis

Sang waktu yang tidak pernah berhenti bagaikan mata panah yang melesat meninggalkan busurnya, begitulah perjalanan waktu yang tanpa disadari telah membawa kepada angka 29 tahun. Wajah-wajah yang kembali berkumpul satu-persatu hadir bagaikan rekaman masa lalu yang mulai memudar namun penuh gairah dan keceriaan. Ada yang nyaris hilang dalam ingatan ditelan oleh derasnya sang waktu itu, namun banyak  pula yang masih segar bagaikan baru kemaren perpisahan itu terjadi.

Temu alumni SMP 3 Bengkalis angkatan 89 akhirnya berhasil juga dirai'kan untuk pertama kalinya pada Minggu 23 Desember 2018 dengan mengambil lokasi sakral yakni lapangan sekolah SMP N 3 Jalan Bantan Bengkalis. Keletihan para pengagas bagaikan terjawab sudah, Jamil, Samsul, Rusli Zulkifli , Sulasmi dan Suhaimi serta beberapa peneraju acara lainnya terlihat ceria dengan rasa yang penuh haru karena segala usaha yang mereka lakukan dalam rangka mempersiapkan temu alumni SMP 3 angkatan 89 selama lebih kurang empat bulan itu, akhirnya terwujud sudah.

Bagaikan waktu yang dijanjikan, pada hari itu tumpah segala kerinduan, kegembiraan serta semua rasa yang mengembalikan pada kenangan 29 tahun silam. Tidak hanya para mantan siswa, namun juga bagi para mantan guru yang mengajar pada angkatan tersebut juga ikut hadir dan larut dalam ajang  menggamit kenangan itu, dengan deraian air mata Ibu Deliza Azis mewakil pihak guru memberi sambutan dan membacakan pusi yang amat menyentuh hati, Bait-bait puisi Ibu liza itu, seakan berada dilorong waktu yang menggulas kembali segala kenangan persekolah. Seragam pendek biru putih, speda BMX, omelan guru akibat tidak buat PR, semuanya menyatu  dan menjadi segar di ingatan.

Kehadiran mereka pada hari itu penuh semangat, meskipun dari pagi kota Bengkalis diguyur hujan yang sangat deras. Namun itu tidak sedikitpun mengendorkan semangat  mereka untuk hadir pada acara tersebut. Bahkan tidak sedikit dari alumni yang datang dari tempat-tempat yang jauh dari luar pulau Bengkalis. Demikian pula dengan para guru ada yang datang dari Jakarta, Pelelawan dan Dumai. namun semua semangat untuk hadir menyatukan kembali silaturrahmi serta menyaksikan apa dan bagaimana kondisi reken-rekan mereka yang sudah berpisah lama sejak 29 tahun silam.

Bagaikan air bah, semua rasa tumpah membanjiri detik-demi detik acara tersebut. Linangan dan deraian air mata menjadi pemandangan yang selalu nampak disetiap sudut kerumunan-kerumunan mereka yang saling bercerita satu dengan yang lainnya. Kecerian dan senda gurau pada acara itu  dibungkus pula dengan lantunan lagu-lagu kenangan yang mengusik jiwa menyebabkan suasana menjadi semakin akrab dan ceria. Semuanya tumpah disana, "semoga kebahagian janganlah cepat berlalu". Perpisahan adalah keniscayaan namun kemesraan yang terbagun akan mengeratkanlagi ukuwah, semoga reuni melahirkan sprit posif dalam memajukan semuanya. *